Pages

Tugas-tugas

Minggu, 24 November 2013

Gradasi Intensitas Komunikasi

Baru beberapa hari saya ada tugas kampus yang bertemakan gradasi intensitas komunikasi. Tulisan ini di ambil dari beberapa sumber yang saya rangkum sedemikian rupanya.

GRADASI INTENSITAS (GI)

Gradasi artinya : Tingkat.
Sedangkan intensitas artinya kekuatan.
Gradasi intensitas artinya: Kekuatan yang dapat dicapai dari penyampaian isi pernyataan. Atau dengan arti lain tingkat kekuatan pesan yang sampai kepada komunikan.
Gradasi intensitas komunikasi juga di dasari oleh peralatan tubuh manusia.
dan peralatan tubuh manusia terdiri dari dua jenis, yaitu peralatan jasmani (bersifat konkret) dan peralatan rohani (bersifat abstrak). Telinga, Mulut, hidung, kaki, dan tangan adalah bagian dari peralatan  jasmaniah manusia. Akal, budi, naluri dan hati nurani adalah bagian dari peralatan rohaniah manusia.
Akal adalah salah satu peralatan rohani manusia yang berfungsi untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mengingat, menghubungkan, menganalisis dan menyimpulkan. Kemampuan akal manusia tergantung kepada luas pengalaman dan tingkat pendidikannya,formal maupun informal. Tidak ada  yang betul-betul sama.
Budi : berfungsi untuk membedakan mana yang baik dan buruk (etika), indah/tidak indah(estetika), sopan /tidak sopan (etiket /perasaan tata krama kesopanan), adil atau tidak adil(perasaan keadilan).
Naluri : dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk berprilaku tertentu. Naluri sering disebut jg instink, salah satu naluri misalnya adalah naluri ketuhanan, naluri kebahagiaan,naluri sosial, naluri ingin tahu, naluri komunikasi.
Hati nurani adalah peralatan rohani manusia yang berfungsi sebagai pedoman manakala akal, budi, naluri tidak dapat memutuskan dan manusia berada dalam kebimbangan.
Hati nurani pada dasarnya adalah anggukan universal: pelanggaran terhadapnya adalah perendahan harkat dan martabat manusia.ia berlaku dimanapun, kapanpun, tanpa mengenal,ras,golongan, maupun agama.

 Hati nurani bersifat personal : berkaitan erat dengan individu yang bersangkutan. Mewarnai kepribadian, hati nurani berkembang bersamaan dgn perkembangan usia, pendidikan dan pengalaman hidup manusia. HN hanya berbicara atas nama manusia pemiliknya.

Enam tingkat gradasi intensitas yang
dicapai oleh IP:

1. Pemberitahuan adalah  Memberitahu atau memberitakan. Tujuan pokok komunikator, komunikan mengetahui suatu persoalan. Komunikator hanya memberitahu. Kesimpulan dan atau penilaian  diserahkan pada komunikan. Tidak peduli kesimpulan dan atau penilaian komunikan benar atau salah.  Pokoknya, komunikan sudah diberitahu.

2. Penerangan adalah proses atau cara perbuatan menerangkan (memberikan penjelasan). Menerangkan atau menjelaskan. Tujuan pokok komunikator, komunikan memahami suatu persoalan. Karena itu, selain memberitahu, komunikator juga berusaha menjelaskan suatu persoalan kepada komunikan. Komunikator berkepentingan komunikan memahami isi pernyataannya agar dapat menarik kesimpulan dan atau penilaian secara tepat. Namun, sikap dan atau tindakan komunikan, positif atau negatif, menerima atau menolak, diserahkan kepada komunikan.  Pokoknya, komunikan sudah diberitahu dan sudah dijelaskan.

3. Pembujukan atau persuasi adalah bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin) hanya dengan cara pendekatan itu dapat dilakukan. Membujuk atau mempersuasi. Tujuan pokok komunikator, komunikan melakukan suatu tindak tertentu untuk kepentingan komunikan sendiri. Karena itu, selain memberitahu dan menjelaskan suatu persoalan, komunikator juga mengarahkan komunikan bersikap dan bertindak secara tertentu. Jadi,  selain dapat menarik kesimpulan dan atau penilaian secara tepat,  sikap dan atau tindakan komunikan pun diarahkan  komunikator bagi kepentingan komunikan.tetapi komunikan bebas menentukan sikap dan atau tindakannya. Bila sikap dan atau tindakan komunikan kemudian tidak sesuai dengan pengarahan, komunikator tidak peduli. Pokoknya, komunikan sudah diarahkan kepada sikap dan tindakan yang menguntungkan. Ia bebas memilih mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya.

4. Propaganda adalah  “rencana sistematis atau gerakan bersama untuk penyebarluasan   suatu keyakinan atau doktrin. Memprovokasi atau mempropaganda. Tujuan pokok komunikator, komunikan melakukan suatu tindak tertentu untuk kepentingan komunikator. Karena itu, selain memberitahu, menjelaskan, dan mengarahkan komunikan untuk bersikap dan bertindak untuk kepentingan komunikan, komunikator juga berusaha komunikan bersikap dan bertindak secara tertentu untuk kepentingan komunikator. Komunikan masih tetap diberi kebebasan bersikap dan atau bertindak. Namun, walau komunikan bebas bersikap dan atau bertindak, komunikator telah menambahkan “sesuatu” ke dalam pemberitahuan dan penjelasannya sehingga komunikan menarik kesimpulan dan penilaian yang salah. Dan, kesalahan ini membawa keuntungan bagi komunikator. Apakah komunikan kemudian menderita, komunikator tidak peduli. Kecuali, bila sikap dan atau tindakan komunikan kemudian tidak sesuai dengan pengarahan, komunikator akan berusaha kembali melakukan “pengarahan”.

5. Agitasi adalah dalam makna denotatifnya, agitasi berarti hasutan kepada orang banyak untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan dan lain sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan olehtokoh/aktivis partai politik, ormas dan lain sebagainya dalam sesi pidato maupun tulisan. Dalam praktek,
dikarenakan kegiatan agitasi yang cenderung “menghasut” maka seringkali disebut sebagai kegiatan“provokasi” atau sebagai perbuatan untuk membangkitkan kemarahan. Bentuk agitasi sebetulnya bisa
dilakukan secara individual maupun dalam basis kelompok (massa).

Bebarapa prilaku kolektif yang dapat di jadikan sebagai pemicu dalam proses agitasi adalah:
1.      Perbedaan kepentingan, seperti misalnya isu SARA (suku, agama, ras). Perbedaan kepentingan ini bisa menjadi titik awal keresahan masyarakat yang dapat dipicu dalam proses agitasi.
2.      Ketegangan sosial, ketegangan sosial biasanya timbul sebagai pertentangan antar kelompok baik wilayah, antar suu, agama, maupun pertentangan antara pemerintah dengan rakyat.
3.      Tumbuh dan menybarnya keyakinan untuk melakukan aksi, ketika kelompok merasa dirugikan oleh kelompok lainnya, memungkinkan timbul dendam kesumat dalam dirinya. Hal ini bisa menimbulkan keyakinan untuk dapat melakukan suatu aksi bersama.

Dalam politik, ketiga perilaku kolektif diatas akan menajdi ledakan sosial apabila ada faktor penggerak (provokatornya). Misalnya ketidakpuasaan rakyat kecil terhadap kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada mereka juga bisa menjadi sebuah alat pemicu yang efektif untuk mendongkrak sebuah rezim. Dalam tahap selanjutnya, mobilisasi massa akan terbentuk apabila ledakan sosial yang muncul dapat memancing solidaritas massa. Hingga pada pertambahan tertentu bisa memunculkan kondisi tidak teratur.


Dalam proses agitasi pemahaman perilaku massa menjadi penting. Agar agitasi dapat dilakukansecara efektif maka perlu diperhatikan sifat orang-orang dalam kelompok(massa) seperti; massa yangcenderung tidak rasional, mudah tersugesti, emosional, lebih berani mengambil resiko, tidak bermoral.Kemampuan seorang agitator untuk mengontrol emosi massa menjadi kunci dari keberhasilan prosesagitasi massa. Sedangkan pendekatan hubungan interpersonal merupakan kunci sukses dalam agitasi individu.

6. Indoktrinasi adalah pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja. Mengindoktrinasi atau brainwashing. Tujuan pokok komunikator, komunikan harus melakukan suatu tindak tertentu untuk kepentingan komunikator dan tidak berpeluang melakukan serangan balik terhadap komunikator. Karena itu, selain memberitahu, menjelaskan, dan mengarahkan, komunikator juga memaksa komunikan bersikap dan bertindak secara tertentu. Komunikan dalam hal ini tidak diberi kebebasan bersikap dan atau bertindak. Untuk itu, selain menambahkan “sesuatu” ke dalam pemberitahuan dan penjelasannya sehingga komunikan menarik kesimpulan dan penilaian yang salah, komunikator juga menimbulkan siksaan-siksaan non fisik dan fisik pada komunikan. Karena itu, komunikator yang melakukan indoktrinasi selain harus memiliki kartu truf yang mematikan komunikan, ia juga memiliki “kekuatan fisik” baik secara perorangan maupun secara lembaga. Jika tidak, komunikator dapat diserang balik oleh komunikan.

Hubungan gradasi intensitas dengan sasaran IP.

Sasaran utama dari IP adalah peralatan rohaniah, karena peralatan rohaniah yang berusaha memahami IP komunikator, maksudnya adalah peralatan rohaniah itu bersifat abstrak yang berarti tidak semua orang bisa langsung memahaminya. diatas sudah di sebutkan beberapa kaitan dengan peralatan rohaniah seperti akal, budi, naluri dan hati nurani. karena itulah bisa menyesuaikan motif komunikasi (tujuan) komunikator dengan konsepsi kebahagiaan komunikan, serta menentukan apakah komunikan menyampaikan suatu feedback (umpan balik)/ tanggapan dari komunikan.

Bila ingin mencapai GI pemberitahuan, sasaran IP adalah akal.
Bila ingin mencapai GI penerangan, sasaran IP adalaj akal dan budi.
Bila ingin mencapai GI pembujukan, sasaran IP adalah akal, budi dan naluri.
Bila ingin mencapai GI propaganda, sasaran IP adalah akal, naluri.
Bila ingin mencapai GI agitasi, sasaran IP adalah budi dan naluri.
Bila ingin mencapai GI indoktrinasi, sasaran IP adalah budi, naluri, hati dan akal.

Hubungan gradasi intensitas dengan frekuensi penyampaian isi pernyataan.

Frekuensi penyampaian IP adalah kekerapan penyampaian isi pernyataan atau berapa kali IP harus disampaikan. Bila diartikan frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan. Kesimpulannya gradasi intensitas itu tercipta dengan sempurna apabila mempunyai frekuensi yang stabil.

Untuk mewujudkan GI pemberitahuan diperlukan penyampaian IP satu kali, sedangkan untuk mewudujudkan lima kali GI lainnya di perlukan penyampaian IP lebih dari satu kali.

Di dalam penyampaian IP dapat di gunakan satu saluran komunikasi atau lebih dari satu saluran komunikasi, kalau lebih dari satu dilakukan serentak pada waktu yang bersamaan.

Hubungan GI dengan waktu penyampaian IP.
Penyampaian IP berdasarkan waktu yang tepat

·         Gradasi intensitas pemberitahuan, IP bisa disampaikan kepan saja.
·         Gradasi intensitas penerangan, penyampaian IP paling tepat pada waktu pagi hari.
·         Gradasi intensitas pembujukan, penyampaian IP pagi hari atau siang hari.
·         Gradasi intensitas prppaganda lebih tepat di sampaikan pada malam hari.
·         Gradasi intensitas agitasi, IP lebih tepat disampaikan pada malam hari.
·         Gradasi intensitas Indoktrinasi, IP bisa di sampaikan kapan saja.

Acara kegiatan manusia dalam satu hari atau satu minggu juga mempengaruhi terwujudnya gradai intensitas yang di kehendaki.

Hubungan GI dengan tempat penyampaian IP.

Tempat penyampaian IP merupakan salah satu factor yang ikut menentukan berhasil tidaknya usaha mewujudkan motif komunikasi komunikator.

Dalam hunungan komunikator dan komunikan, factor tempat dapat di bagi dalam dua golongan:

1.      Berada ditempat yang berbeda.
2.      Berada ditempat yang sama.

Proses komunikasi ditempat yang berbeda dapat berlangsung, misalnya:

·         Komunikator di stasiun TV, sedangkan komunikan di rumah.
·         Komunikator di telepon umum, komunikan di kamar kerja, dll.

      Proses komunikasi ditempat yang sama dapat berlangsung. Misalnya:
·         Di dalam satu rungan.
·         Sama-sama di kantor, dll.
Faktor intern dan Ekstern.

Factor intern dalam proses komunikasi adalah keseluruhan peralatan hidup manusia (peralatan jasmaniah dan peralatan rohaniah) yang berfungsi dalam proses komunikasi.

Di dalam proses komunikasi, factor intern komunikator berhadapan dengan factor intern komunikan, tetapi selain itu berhadapan pula dengan factor ekstern.

Factor ekstern dalam proses komunikasi adalah keseluruhan keadaaan di luar diri manusia yang dapat mempengaruhi proses komunikasi.

Factor ekstern dapat di bagi dua menurut sifatnya:

·         Factor yang statis, misalnya UUD Negara Indonesia, lingkungan hidup, adat istiadat, kepercayaan, tempat tinggal, dll.
·         Factor yang dinamis, missal situasi ekonomi, politik, kebudayaan, pertumbuhan manusia, teknologi, dll.

Pengaruh dari factor ekstern terhadap komunikator maupun komunikan mengandung tiga kemungkinan:
·         Positif.
·         Negatif.
·         Netral.